About this blog

TENTANG KOPAJA (KOmunitas Peduli Anak JAlanan)

KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan) adalah komunitas yang bergerak dalam memanusiakan anak jalanan melalui pendidikan dan program-program pemberdayaan.

Pesantren Kilat Anak Jalanan (KOPAJA)

Komunitas Peduli Anak Jalanan (KOPAJA) memiliki salah satu misi untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa anak jalanan. Melalui misi KOPAJA yang satu ini kami mengajak dan merangkul seluruh masyarakat .

Rabu, 24 Juli 2013

Persembahan Cinta (Dari Sahabat Kopaja Äisyah Lsety Lina")

Setiap hela nafas terbias bahagia
Menghirup aroma kebaikan yang makin dekat tercerna
Rintik gerimis kesyukuran pun mengalir penuh suka
Mendamba diri selalu bersama kalian di jalan-Nya



Teruntuk Sahabat sahabat Seperjuangan:


 

Hujan masih berbaris, menunggu waktu untuk menyapa penghuni bumi dengan senyum terindah yang mereka punya. Saya tertegun menatap satu persatu lembar demi lembar foto yang tersimpan rapi dalam memori.

Setahun lalu, kita tak pernah berkata sama. Setahun lalu, Saya, Anda, dia, mereka, masih berpencar dalam pendar menuju-Nya. Titik titik kesyukuran menyeruak setelah perlahan kita menjadi sebuah ikatan dalam setangkai mawar persahabatan. Membentuk komunitas, dalam kesamaan visi memajukan pendidikan anak anak terpinggirkan.

Saya bersyukur Allah mempertemukan kita dalam naungan ukhuwah dan jalan yang sama. Kita yang tadinya tak saling mengenal. Kita yang tadinya mungkin saja pernah berpapasan, dan tak pernah bertegur sapa, akhirnya berjalan beriringan menuju keridhoan-Nya lewat anak anak kecil bermata telaga itu.

Kalian, komunitas yang insya Allah akan selalu dianugerahi rahmat, berkah, dan hikmah hingga nanti, entah apakah kita masih bisa begini atau berpisah pada masanya. Dan yakinlah pada suatu pendapat, bahwa sebenarnya kita telah berteman jauh sebelum kita menyadarinya.

Ya, kita sudah ditautkan dalam untaian pertemanan oleh Allah, mungkin dalam Lauhul Mahfudz, dicatat dengan indah untuk mengemban amanah membimbing anak anak kecil bermata telaga itu menuju kehidupan yang lebih baik. :')

Alhamdulillah. Berjuta sujud tak mampu melukiskan betapa hebat takdir Allah mempertemukan kita dalam pertemuan yang indah, kisah yang indah, dan insya Allah, persahabatan yang indah hingga ke jannah-Nya. Aamiiin.

Terima kasih, atas kesempatan yang Engkau berikan, duhai Penguasa Hati, agar menjaga hati kami dengan menjaga hati hati kecil lainnya untuk berjalan di jalan yang Kau ridhai. Semoga amanah ini bisa kami tunaikan dan kami laksanakan dengan baik. :')

Teruntuk kalian, sahabat sahabat seperjuangan. Terima kasih atas semuanya. Maaf, tidak bisa saya ungkapkan dengan kata kata. Kalian mengajarkan begitu banyak hal pada diri yang papa ini. Tentang arti menerima, memberi, berbagi, dan peduli, menjaga hati, meluruskan hati, dan memelihara diri dari yang tak seharusnya melekat dalam nurani.:')




Keep istiqomah di jalan ini ya, sahabat sahabat pengajar di KOPAJA. Mungkin ini jejak yang bisa saya tinggalkan, dan mungkin bisa jadi kenang kenangan saat kita ditakdirkan berpisah untuk sebuah skenario lain yang lebih indah dari Allah.:')

Teruntuk adik adikku, Anak Anak Kecil Bermata Telaga

 



Belum menulis, dan air mata sudah mengalir mengingat betapa bahagia mata kalian melihat kedatangan kami. Membawa setitik kecil ilmu yang mungkin bisa membawa kalian menuju kehidupan yang lebih baik, khususnya di bidang pendidikan.

Bahkan, hujan deras pun kadang tak menyurutkan langkan menuju mushala kecil di lapak pemulung tempat kalian menimba ilmu bersama kami. Mushala kecil di rumah kalian, Lapak Pemulung.

Hati terenyuh mengingat betapa seorang Asep yang tadinya ngotot tidak mau ngaji, akhirnya luluh, dan berani belajar a ba ta tsa. Sementara teman teman lain yang berumur di bawahnya sudah sampai iqra' 3 sampai 6. Tidak malu untuk bertanya huruf Alif seperti apa. Tidak sungkan meminta bantuan membacakan surat pendek agar bisa dihafal saat shalat, karena ia selama ini malu bertanya kepada orang lain.:')

Tekad hati untuk jeda dan perlahan menjauh untuk menyiapkan diri agar siap berpisah dengan kalian pun runtuh mendengar cerita teman teman lain tentang tingkah polah kalian selama PKBM berlangsung. Kadang lucu, menggemaskan, atau kadang menyebalkan. Yah, itulah dunia kalian. Dunia anak anak. Dan diri harus mengakui, diri ini belum bisa meninggalkan kalian, pergi begitu saja tanpa pamit dan kesan mendalam.

Saya masih mencintai dunia kalian. Dunia yang berisi anak anak kecil bermata telaga penuh pengharapan bahwa diri dan teman teman pengajar lain adalah seorang pahlawan. Yah, pahlawan. Setidaknya pahlawan untuk membuat pendidikan lahir dan batin kalian menjadi sedikit lebih baik. 

Bukan banyak? Belum. Kami memang belum bisa memberikan banyak. Karena yang bisa memberikan banyak hanyalah Allah. Kami hanya ingin mengatakan, betapa kalian telah terlanjur mengakar dalam hati, sebagai sebuah intan yang harus kami jaga, kami bimbing, dan kami bantu semampu kami menjadi insan yang bermanfaat. Untuk siapa saja yang membutuhkan kalian di masa depan.

Teruntuk kalian, anak anak kecil bermata telaga. Yakinlah, kami akan tetap bertahan, terus berjuang membantu usaha kalian mengejar cita dan cinta. Tak perlu muluk mengharap duniawi. Mari bersama saja agar kita bisa menjadi manusia pilihan yang bermanfaat untuk sesama. Dengan peduli. Dengan kasih. Dan dengan ilmu yang kita punya nanti.

Semoga kalian bisa menularkan setetes ilmu yang tak seberapa dari kami kepada adik adik kalian. Anak anak kalian, dan siapapun yang membutuhkan.

Adik adik, catatan ini adalah memoar rasa seorang kakak untuk adiknya yang selalu menatap dengan polos. Sebening telaga. Yang mana kalian selalu mengharap limpahan ilmu penuh suka. Meski kadang kalian tak pernah tahu, betapa tak sabar kami menunggu hari minggu untuk bertemu muka dengan kalian anak anak bermata telaga.:')

Hari ini, saya buatkan catatan te
rindah, tentang saya, Anda, dia, mereka, yang telah menjadi satu dalam KITA. Inilah persembahan cinta di hari penuh cinta. 






*Segi Empat Jakarta, Jeda Rasa, 23713sts

 

Selasa, 23 Juli 2013

Gejolak hati (puisi)

Tidur terlelap menanti,
Senang rasa hati termakan waktu,
Kumenunggumu dipelisir pantai impian, sayang

Adakah kau merasakannya jua,
Rindu purnama menyinari relung jiwa,
Kaulah segala-galanya bagiku.

Ya Robb, lindungilah ia dari fitnah juga kesedihan,
Kuatkanlah ketaqwaannya padaMu,
Aku menunggu sabar di balut mega purnama.


Sungguh indah langit itu,
Kugapai mimpi-mimpimu, sayang,
Mahligainya takdir cinta dipenghujung masa.

Bekasi,
di atas doa dan harapan

Langit biru (puisi)

Hanya bisa memandang langit, ingin kutiupkan angin berlalu bersma kenangan,

Aku memandang langit, begitu tenang, ingin rasanya hati setenang awan biru, terbang 
bebas tanpa hambatan, bersama angin aku ingin berbagi cerita kehidupan di bawah sana.

Mentari hanya bisa tersenyum menyambut impianku, dia hanya mengatakan, "sabar".

Ya Allah ke mana lagi aku harus mencari, setitik embun pagi menyejukan keimananku,
Ke mana lagi kudapati ketentraman hati,

Cobaan badai itu pasti terjadi
Awan mendung penuh kilat menghiasi kehidupan ini.

Ke mana lagi aku mesti berlindung ketika badai itu terjadi, hanya udara dingin menyelimuti diri.

Aku berpasrah akan semua ini, menunggu badai berhenti di persimpangan hidup,

Bunga-bunga pun kembali segar, langit begitu cerah, kehidupan kembali semula.

Di atas bebatuan, menunggu impian,
Bekasi,



Puisi, Belum tau judulnya....

Kata "Selamat tinggal " adalah kata yang tidak pantas seharusnya terlontar,
Bersama Angin berlalu hati ini terbawa suasana pantai,
Deburan ombak itu sedang bercerita mengenai kerasnya kehidupan,
Datang perlahan namun keras menerpa bebatuan hingga terkikis,
Hanya bebetuan yang kokoh saja yang mampu mempertahankan bentuknya,

Aku berdiri tegap, kadang ole
Sekali ku tengok kanan dan kiri, ada beberapa orang bermain ombak dengan cerianya,
Ya, orang tua dan anak-anaknya sedang asik menikmati pantai ini, tepatnya menjelang matahhari terbenam,
Tak seharusnya aku berkata kasar padanya, memorial senja berkelabut di pikiranku,
Aku menunduk, tepian ombak megikis pasir seakan menenggelamkan kakiku dalam,

Senyumannya membuat diriku merasa bersalah, bentakan kata-kata dari lisanku menyapu keceriaanya,
Andaikan waktu bisa kembali mundur, tak akan aku melakukannya,
Kali ini cipratan air laut mengenai wajah; dingin namun ada rasa hangat disetiap sentuhannya-ini bukan air laut,
Laut mulai mengganas, ombak semakin kencang menerpa bebatuan, laut mulai pasang...
Aku berteriak sekencang-kencangnya hingga tak ada satu orang pun mendengarkannya.

Aku yang salah, tak seharunya aku menyakitinya; aku merebahkan diri di atas pantai tak peduli air laut menenggelamkan,

Satu-satu orang mulai pulang, tapi ada yang masih menikmati moment indah meatahari terbenam,
Pasir yang lembut serta gemuruh ombak menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk menentramkan hati,
Aku mulai merenung, bermuhasabah kepada-Nya.. memandang banyak kesalahan tlah diperbuat.
Sedih juga bersalah,

ng oleh terpaan angin laut,
Hujan bisa jadi tidak pernah mengajarkan apa-apa, hanya terus menurun.Selalu, dan pada saat yang sama di kereta terakhir, orang yang sedang didampingi oleh Isterinya,Perasaan dan keinginan yang terus menumpuk tidak memudar di antara keduanya,Meskipun waktu telah berlalu, awan tidak akan jelas dan air mata dari langit masih belum akan berhenti jatuh.

Kusimpan perasaanku padaMu
Walau ingin sekali banyak yang ingin kuungkapkan lebih kepadamu,
tapi mungkin inilah jalan yang terbaik untuk saat ini,
Aku hanya bisa bercerita dalam diam, ingin sekali aku memperbaiki semuanya,
Matahari sudah terbenam,
Cukup waktu akan menyatakannya, menjadikannya pagi yang sangat indah

Langkah-langkah kecil kita membuat banyak pembelajaran dalam hidup ini,
bersabar dalam pilihan saat ini,
Besok adalah pagi yang sangat cerah yang kunantikan, ku harapkan dirimu juga demikian,
Aku sedang berbicara pada hamparan laut yang sangat luas, begitulah NikmatMu yang tlah Kau berikan,

Aku kembali pulang, meninggalkan pantai yang tenang ini, kembali untuk menyiapkan hari esok,
meninggalkan ukiran senyuman di atas pantai,
suatu saat aku akan kembali lagi, bertemu dengan suasana yang jauh lebih baik

16:00
(Bekasi, 28 April 2013)

Album terbaru ke 3 Edcoustic - L O V E (Official Album Preview) 2013


 Video

Lirik Kau Ditakdirkan Untukku- Inteam ft. Suhaimi & Aden Edcoustic (prelistening version) 
terucap syukurku
aku memilihmu
tuk menjadi teman 
hidup setia selamanya
belahan hati ini
kini telah terisi
aku dan dirimu
mengngikat janji bahagia
dan berlayarlah kita renda keluarga
merentas hidup bersama
aku bahagia 
ku dipertemukan belahan jiwaku
Tuhan bersatukan kami untuk selamanya
hingga bahagia di surga-Mu
pegang tanganku
tataplah mataku
engkau ditakdirkan untukku
ikatan suci ini 
selalu ku kan jaga
meniti sakinah
penuh kasih sayang dan rahmat-Nya

WEB KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan)

Recent Coment

KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan)

KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan)
Bagi yang ingin mengulurkan tangan sebagai donatur, silahkan kunjungi grup dan bergabung (Klik Gambar)
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More