Pada siapa lagi harus aku akui rasa cinta ini
Terbilang rindu namun hambar rasanya
Merona wajahnya hadir dalam benakku,
Singkirkan penghalang dari semak belukar rimba
Mendengarkan lagu alam berdendang
Tapi rindu ini terasa hambar
Aku lah si alam rimba
Yang sedang dirundung gelisah
Duduk termangu pada sebuah batu kehidupan
Awan malam pekat menidurkan makhluk terlelap
Namun aku tetap terbangun
Malam semakin sunyi segelintir lampu perdesaan sebagian tetap menyala
Takut sebuah langkah bayangan tak terlihat masuk ke relung ketenangan
Malam ini aku berbisik
Pada sebuah batu aku bersandar demi menenangkan hati
Hanya seorang diri belum terlelap melepas lelah
Malam ini aku berbicara
Pada Rembulan bersinar terang dibalik awan
Indahnya bak kerinduan yang sedang melanda penantian
Akankah di mampu memahami perasaanku
Sunyi hanya terdengar cicitan burung malam beterbangan mencari mangsa
Ilalang tersibak kesana kemari mengikuti gerak arah angin malam yang tak beratuaran
menerpa badanku yang lunglai membayangi seorang yang dirindu
Rembulan malam ini terang sekali
Terangnya begitu romantis bila ada dua hati yang saling tertaut padu
Aku memandangnya
Di sana yang sedang berlabuh berjuang
Ingin ku titipkan kerinduanku ini padamu, rembulan
Untuk disampaikan pada seorang di seberang sana
Entah apa dia akan membalas titipanku ini
Rona rembulan membuatku tersenyum
Dia malu
Bersembunyi kembali di balik awan
Namun t'lah ku titipkan salamku padanya
Pada seseorang
Ahmad Khoirul Zulfithor
Bekasi, 07-12-2011Diantara penantian dan harapan
5:15 AM
0 komentar:
Posting Komentar