About this blog

Rabu, 26 Januari 2011

PESERTA SEORANG DIRI DI PGSD UNJ Bag 4 (Terakhir)

Selepas pembicaraan di depan gedung PGSD UNJ, Mbak Herny dan aku bergegas masuk ke dalam gedung, tiba-tiba saja Mbak Herny ingin ke Kamar mandi. Akhirnya ya sudah, kita ingin mencari kamar mandi, dan itu juga harus bertanya dulu. Baru saja memasuki gedung, dia muncul tiba-tiba dari belakang, begitu juga Mbak Herny langsung bertanya padanya. Aku hanya bisa memandang melihatnya berbicara dengan Mbak Herny sambil menunjuki dimana letak kamar mandi tersebut.

Lamanya menunggu, akhirnya aku melihat papan pengumuman yang terpampang di tembok samping kanan, sepertinya seluruh kegiatan kampus tertera semua disana. memandang lamannya papan pengumuman tersebut, tanpa terasa dia lewat begitu saja menuju ruangan acara, sepertinya memang agak sibuk dirinya, aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Lama menungggu akhirnya Mbak Herny keluar juga, kami menuju ruangan acara tersebut juga, namun Mbak herny tiba-tiba saja mengajak makan. Hm, mau bagaimana lagi, Mbak Herny sepertinya sudah memang harus makan alias lapar banget. Ya sudah, kami keluar gedung mencari tempat makanan, dan kamipun berhenti disebuah WARTEG tepatnya di depan pintu keluar PGSD UNJ, tapi aku tidak makan, hanya Mbak Herny saja yang makan, aku sudah makan, hehe.

Sedang asyik mengobrol, Mbak Herny mengalihkan pembicaraan tentang dirinya. Membicarakan tentang dirinya Mbak Herny begitu semangat. Duh Mbak, kenapa jadi bahas dia sih, jadi bagaimana gitu. Batinku begitu sangat berdebar-debar saja. Malah ketika dibilang dia itu santun sekali, bajunya Mbak suka sekali, rapih apalagi melihat kerudungnya, Mbak langsung jatuh hati. Duh kalau perempuan berbicara tentang perempuan paling mantab dah, baik itu dari segi penampilan maupun sifatnya. Aku hanya bisa melihat jalanan yang dilalui banyak kendaraan bermotor

“Dia itu temanmu de”

“Hah, iya mbak, kenapa?” Kaget beneran.

“Dia baik”

“Iya Mbak”

“Siapa namanya?”

“Namanya………….”

“Oh..” sambil melanjutkan makannya “Apa dia yang pernah ade ceritakan pada Mbak? Diakan yang bernama……….itu. kan yang punya nama………..banyak de”

Aku terdiam sejenak. Seorang Siswi mengenakan baju pramuka keluar dari dalam mondar-mandir, aku tak menghiraukan.

“Iya Mbak” Merah mukaku seketika, malu.

“Hm. Mungkin Allah akan memberikan yang terbaik ya de”

“Insya Allah, Mbak” masih memandang jalanan. Mendung masih menyelimuti Jakarta.

 Jam dinding sudah menunjukan arah pukul 13:45 WIB, acara bedah buku Mbak Ifa akan dimulai jam 14. HPku berdering sekali, tanda SMS ada yang bertandang. Aku buka, darinya.

“Lagi dimana?”

“Lagi makan, ada apa?” Balas SMS dariku.

“…Bentar lagi acara akan dimulai, dan Mbak Ifa sudah ada diruangan”

“Ada laki-lakinya gak” lagi-lagi SMS konyol membuatku terbahak-bahak sendiri. Tapi gak ada balasan.

Akhirnya aku dan Mbak Herny yang sudah selesai makan segera masuk ke dalam ruangan. Kali ini masih saja pesertanya Perempuan semuanya. Aku masih kikuk menghadapinya.

“Masuk aja Zam,” Ajaknya.

Aku yang masih di depan daun pintu, hanya bisa mengatakan “Iya nanti aja kalau acara sudah mulai” Dia masih mengajakku ke dalam dengan senyuman tertahannya, aku bisa melihatnya.

Mbak Herny yang sudah duduk, mengajakku juga untuk duduk. Duh bagaimana ini. Semakin kikuk saja apalagi tingkahku semakin aneh, kok panitia yang menjaga pintu dan sebagai penerima tamu diajak masuk juga sama aku. Akhirnya dengan keberanian penuh, dan keyakinan tinggi, aku masuk ke dalam dan duduk paling depan ujung dekat pintu masuk. Tapi masih saja tidak bisa menoleh kanan dan kiri, tu juga kalau terpaksa. Hehe.

Acarapun dimulai, namun dengan moderator yang berbeda, bukan dia melainkan panitia lainnya yang mungkin lebih tau tentang bukunya Mbak Ifa, ‘FACEBOOK ON LOVE 2’. Acara berjalan lancar, Mbak Ifa memberikan arahan dan pembedahan bukunya dengan sangat detail. Hingga akhirnya sampai pada bagian Tanya jawab, dan kali ini akupun bertanya.

Dipenghujung acara, sebagai imbalannya, kami yang bertanya akan mendapatkan bingkisan sebuah buku, yang langsung memberikannya Mbak Ifa, kami semua maju ke depan. Ketika ke depan aku menyempatkan diri melihat kebelakang, mencarinya, namun tidak ketemu. Dalam hati “kemana dia” apa karena mataku yang agak kabur dalam memandang jadi susah mencarinya.

Bukupun disematkan pada kami, tiba saatnya penghargaan bagi Mbak Ifa dengan memberikan cinedera mata yang akan diberikan langung oleh koordinatornya, dan ternyata dia, dia yang akan memberikannya. Aku bisa melihatnya lagi, dan sungguh luar biasa dirinya, apalagi bentar lagi bukunya segera keluar pada tanggal 15 Januari 2011 ini. Acarapun selesai. Panitia berfoto bersama.
HP berdering ada yang nelpon, ternyata dari Bapak yang minta aku untuk datang ke Cibitung hari itu juga, mau bagaimana lagi, maksa. Katanya sih pengen dicariin Proposal untuk membangun perpustakaan sekolah. Sambil menerima telpon, aku tercengang, aku abaikan telepon dari Bapakku, karena melihat Mbak Herny berduaan dengannya di pintu seperti sudah akrab saja. Aku tersenyum dalam hati, andai saja….

Selesai menerima telepon, aku langsung bergegas ingin pulang bersama Mbak Herny, sebenarnya Mbak Herny tinggal di cempaka putih, sedangkan aku ke Bekasi, dan langsung menuju Cibitung. Di depan pintu, aku berhenti sejenak, dihadapannya aku terdiam sesaat, ingin sekali lisan ini mengucapkan salam padanya. Tapi begitu kelu. Ya Allah, andai ada keberanian ingin sekalian juga aku sapa beberapa kali. Dia tertunduk diam pula. Mau apalagi, kita berdua hanya bisa diam saja, dan aku langsung menemui Mbak Herny yang dari tadi melihat kita berdua dari luar tanpa sepatahkatapun kelar dari lisanku, langsung juga waktu itu mengutuk diri sendiri bahwa betapa bodohnya aku, yang tidak mampu berkata-kata apapun didepan seorang wanita.

Dalam perjalanan menuju ke depan dengan Mbak Herny, aku hanya bisa melamun saja, mengingat kesempatan yang sia-sia itu untuk bisa berbicara dengannya secara langsung. Mbak Herny hanya bisa memandangku terheran-heran.

“Kenapa kamu de, masih memikirkannya?”

“Iya Mbak”

“De, perempuan bukan hanya dia sajakan, masih banyak diluar sana yang mungkin jodoh ade, dan yang bisa memahami dirimu, percumakan kalau dia gak ada perasaan apapun terhadapmu, de”

“tapi, mbak, aku masih memikirkannya, susah sekali untuk bisa hilang dari fikiran ini”

“Insya Allah de, Allah lebih tau siapa jodohmu, dan kalau dia memang jodohmu, de, Insya Allah..Allah akan mempertemukan kalian nanti dalam ikatan yang suci”

“Insya Allah Mbak, doakan saja apa yang terbaik untuk ade” 
kamipun melangkah pada arah tujuan masing-masing. Menuju harapan yang masih terbentang luas. PadaNya aku berpasrah.



  1. Segala pujian kepunyaan Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai Pesuruh Bersayap dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat. Allah menambah ciptaanNya menurut kemauan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala-galanya.

  2. Rahmat apa juga yang dianugerahkan Allah kepada manusia, tidak seorangpun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahanNya tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah Dia. Dan Dia Maha Perkasa dan Bijaksana. (Al-faatir {35} 1-2)

***


0 komentar:

Posting Komentar

WEB KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan)

Recent Coment

KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan)

KOPAJA (Komunitas Peduli Anak Jalanan)
Bagi yang ingin mengulurkan tangan sebagai donatur, silahkan kunjungi grup dan bergabung (Klik Gambar)
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More