Kala itu aku berusia sekisar 2-3 tahun dan belum tahu apa-apa tentang akan sebuah kesedihan. dirimu lahir dengan tangisan pemecah sunyinya kehampaan hati seorang calon kakak. gembiranya waktu itu mendengar bahwa aku telah menjadi seorang kakak bagimu. kau begitu lucu dan imut bagaikan putri salju yang sangatlah lugu. begitu juga dengan mamah dan bapak, mereka bahagia, ternyata adikku seorang perempuan.
Syifa Cahyati Nur, itulah namamu, adikku. masih ingat ketika dirimu masih 1 bulan, aku membelai rambut kepalamu yang tipis namun agak tebal. senyum terukir dari bibir ini menggenggam erat tanganmu yang mungil. engkaulah calon bidadari syurga dunia, dan kakakmu ini akan menjadi pengawal bagimu. Aku memang bersamamu hanyalah sebentar, sekitar 3-4 bulan, dan kau masih bertahan. berjuang keras dalam meniti perihnya hidup. kakakmu juga merasakan kesedihan itu, adikku. ketika penyakit itu menjalar menyerang tubuhmu. sesak nafasmu membuat kedua orangtuaku berjuang keras mempertahankanmu. mencari jalann agar engkau bisa kembali sehat. Kakamu ini hanyalah bisa memandang, tidak tahu apa-apa, apa yang selama ini engkau alami.
Allah berkehendak lain, segala pengobatan dari Rumah Sakit sudah tidak bisa menyembuhkanmu, penyakit sesak nafas yang engkau alami, sungguh sudah kronis. Akhirnya engkau meninggalkan dunia dimasa engkau masih hanya bisa menggenggam jemari ini. Aku yang belum mengenal kesedihan akan ditinggalkan. hanya bisa memandang dikala engkau dimandikan dan dikafani, beserta mengantarkanmu kepada kepulangan terakhirmu, dipemakaman keluarga yang agak luas. aku ketika itu ikut berdoa, dan mengamini, betapa lugunya juga aku.
Duhai adikku sayang
Namamu indah di hati ini
Andai engkau masih ada
engkaulah pewaris wajah seorang Ibu
cantik jelita, menawan hati siapa saja yang memandang
engkaulah insan pilihan Allah, janji Allah akan syurga bagimu
Bidadari syurga
0 komentar:
Posting Komentar